Jumat, 01 Juni 2012

Pidato

Pidato
2.2.1  Pengertian Pidato
    Pidato dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata yag ditujukan kepada orang lain atau wacana yang disampaikan dengan diucapakan di depan khalayak. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pidato adalah penyampaian dan penanaman pikiran, informasi atau gagasan dari pembicara kepada khalayak ramai.
    Dalam berpidato, seseorang dapat menggunakan alat-alat bantu berupa gambar dan lembar peragaan lainnya. Namun, pidato juga dapat dilakukan dengan tanpa menggunakan naskah atau dengan menggunakan kerangka sebagai pedoman atau pegangan, dan dengan menggunakan nasakah baik dihafal maupun dibacakan (Sahlan dkk, 2007:19).
2.2.2   Pengertian Teks Pidato
    Sahlan dkk, (2007:23) mengartikan teks pidato sebagai naskah karangan yang berisi tulisan yag memuat segala masalah yang akan diuraikan di dalam pidato. Isi teks pidato harus disusun secara teratur dan berurutan.
    Bagi mereka yang berpidato, naskah tertulis ini dibaca dengan bersuara. Sedangkan orang yang sudah biasa berpidato sebaiknya tidak menulis dan membaca teks pidato, tetapi cukup dengan membuat catatan-catatan kecil saja tentang beberapa materi pokok yang akan dipidatokan. Untuk pidato-pidato yang yuridis formal, yang mengemukakan data-data kongkret, teks pidato yang lengkap itu sangat diperlukan.
    Dari penjelasan tersebut dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa berpidato dapat dilakukan dengan beberapa cara. Bila melakukan pidato dengan menggunakan naskah, maka pertama kali yang harus dilakukan adalah menyiapkan teks pidato tersebut. Untuk dapat menulis teks pidato dengan baik tentunya harus memiliki pengetahuan tentang teknik menyusun atau menulis teks pidato.



2.2.3  Teknik Menulis Pidato
Tarigan dkk, (2000:831-833) mengemukakan ada dua langkah utama yang perlu diperhatikan dalam menyusun atau menulis teks pidato, yakni meneliti masalah dan menyusun uraian.
1.    Meneliti Masalah
a.    Menentukan Topik dan Tujuan Pidato
Topik pembicaraan merupakan persoalan yang dikemukakan. Topik yang akan disampaikan hendaknya menarik perhatian pembicara dan pendengar. Adapun tujuan pembicaraan berhubungan dengan tanggapan yang diharapkan bagi pendengar.
b.    Menganalisis Pendengar dan Situasi
Menganalisis pendengar dan situasi dilakukan untuk mengetahui siapa pendengarnya dan dalam situasi apa pidato itu akan disampaikan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menganalisis pendengar adalah sebagai berikut:
1)    maksud pengunjung mendengarkan uraian pidato;
2)    adat kebiasaan atau tata cara kehidupan yang biasa dialami oleh pendengar;
3)    tempat acara berlangsung.
c.    Memilih dan Menyempitkan Topik
Topik yang terlalu luas dapat dibatasi agar lebih fokus dan pembahasan yang lebih terarah. Sebab, topik yang telalu luas akan membuat pembahasan yang akan dibawakan mengalami kesulitan atau tidak terarah terlebih lagi tidak akan fokus pada pembahasan yang seharusnya penting untuk dibahas. Penyempitan topik akan lebih memudahkan pendengar maupun yang membawakan pidato memahami isi dari pembahasan yang dibawakan.
2.    Menyusun Uraian
a.    Mengumpulkan Bahan
Untuk dapat menulis pidato, terlebih dahulu mengumpulkan bahan-bahan tambahan yang berupa fakta, ilustrasi, cerita atau pokok-pokok yang kongkret sesuai dengan topik untuk mengembangkan pidato. Selain itu, dapat bertanya kepada orang atau pihak yang mengetahui persoalan yang akan dibicarakan. Buku-buku, peraturan-peraturan, majalah-majalah, dan surat kabar merupakan sumber yang kaya informasi dapat digunakan sebagai bahan dalam rangka menguraiakan isi pidato.
b.    Membuat Kerangka Pidato
Membuat kerangka pidato sama halnya dengan membuat kerangka karangan yang akan memudahkan kita untuk menyusun naskah pidato. Kerangka dasar dapat dibuat dengan mengumpulkan bahan-bahan, yaitu dengan menentukan pokok-pokok yang akan dibicarakan, sedangkan kerangka yang terperinci baru dapat dibuat setelah bahan-bahan selesai dikumpulkan. Dengan bahan-bahan itu, baru mulai menyusun pokok-pokok yang paling penting dalam tata urut yang baik. Di dalam kerangka ini harus terlihat adanya kesatuan dan koherensi  antarbagian-bagian.
c.    Menguraikan Isi Pidato
Teks pidato dapat diurakan secara lengkap sesuai dengan kerangka pidato yang telah dibuat. Dalam penyusunan teks hendaknya menggunakan kata-kata yang tepat dan efektif sehingga akan memperjelas uraian teks pidato yang telah dibuat.
2.2.4    Struktur Teks Pidato
Sahlan dkk, (2007:23-24) menjelaskan langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam penulisan teks pidato. Teks pidato biasanya dibuat dengan susunan kerangka sebagai berikut.
a.    Pembukaan
Pembukaan pada teks pidato biasanya diawali dengan kata pembuka, misalnya:
    “assalamalaikum warahamtullahi wabarakaatuh”
    “salam sejahtera untuk kita semua”
    dsb.
b.    Pendahuluan
Pada pendahuluan sebuah teks pidato biasanya berisi ucapan terima kasih yang disampaikan kepada para undangan atas waktu atau kesempatan yang telah diberikan, dan juga sedikit penjelasan mengenai pokok masalah yang akan diuraikan dalam pidato.
c.    Isi Pokok
Isi pokok merupakan uraian yang mejelaskan secara terperinci, semua materi dan persoalan dibahas dalam pidato. Urutannya harus teratur mulai dari awal hingga akhir.
d.    Kesimpulan
Dalam teks pidato faktor kesimpulan ini sangat penting, karena dengan menyimpulkan segala sesuatu yang telah dibicarakan ditambah dengan penjelasan dan anjuran, maka para hadirin dapat menghayati maksud dan tujuan semua yang telah dibicarakan oleh pembicara karena segala sesuatu yang terakhir dikatakan biasanya lebih mudah dan lebih lama diingat.
e.    Harapan
Harapan dalam sebuah teks pidato merupakan sebagian dari kesimpulan, tetapi biasanya merupakan dorongan agar pendengar atau hadirin menaruh minat dan memberikan kesan terhadap pembicaraannya.
f.    Penutup
Setiap teks pidato biasanya diakhiri dengan penutup. Ini merupakan ucapan terima kasih atas kesediaan pendengar atau hadirin yang telah hadir untuk memperhatikan isi pidato kemudian disertai dengan salam penutup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar